Tinggal beberapa hari lagi kita akan melaksanakan "Ibadah Puasa" dibulan Ramdahan . Bulan di mana segala kebaikan dan
keberkahan, segala amal dilipat gandakan, dijanjikan ampunan dan rahmat bagi
siapa yang akan menyambutnya dengan penuh keimanan dan harapan yang hanya
disandarkan kepada Allah SWT.
Banyak orang melakukan Segala persiapan pun dilakukan untuk menyambut
kedatangannya bulan Ramdhan 1436 H. Kehadirannya yang dinanti karena disamping keangungannya, bulan
itu hadir hanya setahun sekali. Dialah bulan suci Ramadhan.
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa”. (QS.
Al-Baqarah : 183)
Bulan di mana diturunkannya Al-Qur’an yang senantiasa dinanti
dan dirindu, memiliki banyak keistimewaan dan keberkahan yang tidak akan
diperoleh di bulan lainnya.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Salam bersabda :
لِلْجَنَّةِ بَابٌ يُقَالُ لَهُ
الرَّيَّانُ لَايَدْخُلُهٗ اِلاَّ الصَّائِمُوْنَ وَهُوَمَوْعُوْدٌ بِلِقَاءِاللهِ
تَعَالَى فِى جَزَآءِ صَوْمِهٖ (رواه البخارى ومسلم
“Surga itu mempunyai pintu yang disebut Rayyan, dimana pintu itu
tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa, dan ia diberi janji
untuk bertemu dengan Allah Ta’ala dalam balasan puasanya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Ramadhan Bulan Penuh Pahala
Setidaknya, ada dua sikap yang dilakukan orang dalam menyambut
dan menghadapi bulan dilipatgandakannya pahala dan diampuni segala
dosa-dosanya. Sikap pertama adalah gembira dan penuh suka cita. Sikap ini
dimiliki oleh orang-orang memahami makna dan kandungan yang terdapat di bulan
kesembilan pada tahun Hijriyah. Baginya Ramadhan adalah kesempatan yang Allah
Subahana wa Ta’ala berikan kepada mereka yang dikehendaki untuk mempertebal
iman sebagai bekal spiritual dan bertaubat atas segala dosa dan kesalahan yang
dilakukan. Ramadhan baginya adalah ladang meraih diskon dan banjir bonus
besar-besaran.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Dalam bulan biasa, pahala
setiap kebajikan dilipatgandakan 10 kali lipat, namun dalam bulan Ramadhan
pahala amalan wajib dilipatgandakan 70 kali lipat dan amalan yang sunah
disamakan dengan pahala amalan wajib di luar Ramadhan.” (HR Muslim)
Bagi orang yang mengetahui keistimewaan pada bulan yang dikenal
dengan bulan kesabaran itu, niscaya dia menginginkan sepanjang tahun menjadi
Ramadhan semua. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Salam:
لَوْيَعْلَمُ مَافِى هٰذَاالشَّهْرِ
مِنَ الْخَيْرَاتِ لَتَمَنَّتْ اُمَّتِى اَنْ يَكُوْنَ رَمَضَانُ السَّنَةَ
كُلَّهَا (رواه الطبرانى
“Seandainya
umatku mengerti kebaikan-kebaikan yang ada di bulan ini (Ramadhan), niscaya
umatku mengharapkan dalam setahun menjadi Ramadhan semuanya.” (HR. Ath-Thabrani)
Di samping itu, mereka yang bergembira akan kedatangan bulan
penuh mulia itu jelas paham benar apa yang akan mereka raih selain bonus pahala
dari amal yang diperbuat mereka dirindu kedatangannya oleh syurga dan
diharamkan jasadnya masuk neraka.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَلْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ اِلَى اَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِى
الْقُرْاٰنِ وَحَافِظِ الِّلسَانِ وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ وَالصَّائِمِيْنَ فِى
شَهْرِ رَمَضَانَ
Bersabda Rasulullah shalallahu ‘Alaihi wa Salam : “ Syurga itu rindu kepada empat golongan,
yaitu : 1. Pembaca Al-Quran 2. Penjaga lisan 3. Pemberi makan kepada orang yang
lapar dan 4. Orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. (Al-Hadits)
مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ
حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهٗ عَلَى النِّيْرَانِ
Artinya : “Barang siapa yang senang
dengan datangnya bulan Ramadhan, Allah mengharamkan jasadnya masuk Neraka. (Al-Hadits)
Bahkan yang paling mengesankan mereka yang bersuka cita terhadap
datangnya Ramadhan adalah Allah Subhana wa Ta’ala sendiri yang akan
membalasnya.
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ اٰدَمَ لَهٗ
اِلَّا الصَّوْمَ فَاِنَّهٗ لِى وَاَنَا اَجْزِى بِهٖ
“Setiap
amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu untuk Ku dan
Akulah yang akan membalasnya. (Al-Hadits)
Berbeda halanya dengan sikap yang kedua. Sikap ini sangat
berbanding terbalik dengan yang pertama. Mereka menyambut Ramadhan dengan sikap
dingin dan penuh kebencian. Baginya Ramadhan tidak ada bedanya dengan bulan
lainnya dan menganggap bulan itu sebagai penghambat melakukan perbuatan yang
biasa mereka lakukan di hari biasanya. Mereka merasa terkungkung/terbatas dan
merasa diawasi pada bulan itu.
Mereka merasa risih dan gelisah melihat orang berlomba-lomba
dalam kebaikan. Mereka melihat orang-orang mengisi hari-harinya senantiasa
beribadah, pulang pergi ke masjid, membaca al-Qur’an dan menebar kebaikan
merupakan pemandangan yang memuakkan dan tidak ada manfaatnya. Karena syetan
telah mengehmbuskan kebencian dalam hatinya, hingga Ramadhan dianggapnya
sebagai neraka.
Orang-orang seperti ini adalah orang yang merugi, betapa tidak
mereka tidak mengetahui manfaat dan keistimewaan dari bulan suci Ramadhan
sendiri.
Persiapan Untuk MenyambutBulan Ramdhan
Mengetahui banyaknya bonus pahala yang Allah Subahana wa Ta’ala
berikan kepada hambanya, sangat disayangkan jika kita melewatkan begitu saja
momen tersebut, minimalnya meningkatkan kualitas ibadah kita. Ibadah yang kita
lakukan dikala bulan yang penuh rahmat tersebut akan dilipat gandakan pahala
dan ditambahkannya rizeki bagi orang-orang mukmin. Sebagaimana Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi wa Salam, bersabda :
وَمَنْ اَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً
كَانَ كَمَنْ اَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ. وَهُوَ شَهْرٌ
يُزَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ وَهُوَشَهْرٌ اَوَّلُهٗ رَحْمَةٌ وَاَوْسَطُهٗ
مَغْفِرَةٌ وَاٰخِرُهٗ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ.(رواه ابن حزيمة
Barang siapa yang melakukan
kebaikan (ibadah sunah) di bulan itu pahalanya seperti melakukan ibadah wajib
dibanding bulan yang lainnya. Dan barang siapa melakukan kewajiban di dalamnya,
maka pahalanya seperti melakukan 70 kewajiban dibanding bulan lainnya. Bulan
Ramadhan adalah bulan ditambahnya rizki orang mukmin, bulan di awalnya menjadi
rahmat, di tengahnya menjadi ampunan dan di akhirnya merupakan kebebasan dari
neraka.(HR.
Ibnu Huzaimah)
Betapa mulianya bulan di mana diturunkannya Al-Qur’an sehingga
para sahabat berdoa kepada Allah Subhana wa Ta’ala agar dipertemukan kembali
dengan bulan Ramadhan enam bulan sebelum kedatangannya. Mereka juga berdoa agar
Allah Subahana wa Ta’ala menerima amal perbuatan mereka enam bulan setelahnya.
Jika diibaratkan sebuah klub sepak bola, mereka akan
mempersiapkan tim dengan sebaik-sebaiknya sebelum pertandingan dimulai. Karena
semakin optimal persiapan yang dilakukan maka otomatis semakin optimis mereka
untuk meraih kemenangan dengan usaha yang mereka lakukan. Begitu juga halnya
dengan Ramadhan untuk memperoleh semua keberkahan, rahmat dan ampunan hendaknya
setiap Muslim mempersiapkan dengan matang segala sesuatunya untuk meraih semua
yang Allah Subahana wa Ta’ala berikan lewat bulan penuh berkah tersebut.
Kesibukan dalam hal duniwi hendaknya tidak lagi mengganggu
aktivitas kita kelak pada bulan Ramadhan. Karena itu persiapan pun dianggap
penting dilakukan bagi Muslim, diantanya adalah:
Pertama adalah persiapan mental (ruhiyah). Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Salam memberikan tauladan bagi umatnya dalam mempersiapkan diri
menyamabut Ramadhan.
Aisyah pernah berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa
sunnah di satu bulan lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Sungguh, beliau
berpuasa penuh pada bulan Sya’ban”. (HR. Bukhari).
Memperbanyak ibadah seperti qiyamul lail, puasa-puasa sunnah dan
lainnya sebagainya pada bulan sebelumnya, Sya’ban adalah sangat penting. Hal
ini dilakukan sebagai pemanasan (pembiasaan). Jika kita ibaratkan sebuah tim
sepak bola yang akan menghadapi musuhnya dilahan hijau tentunya yang mereka
lakukan adalah pemanasan. Hal ini dilakukan untuk menghindari gangguan yang
membuat pertandingan tidak berjalan semestinya, seperti gangguan keseimbangan,
keseleo, tejang otot dan lain sebagainya.
Kedua, persiapan jasadiyah. Allah Subhana wa Ta’la sangat
mencintai Muslim yang kuat daripada Muslim yang lemah. Ini sangat menentukan
seseorang dapat meraih secara optimal apa yang Allah limpahkan kepada kita.
Ketiga, persiapan maliyah (keuangan). Persiapan yang dimaksud
bukan diperuntukkan untuk foya-foya, karena sudah menahan lapar dan dahaga
kemudian setelah iftor (berbuka) segala macam dilahap. Persiapan tersebut
digunakan untuk melipatgandakan pahala dalam sedekah. Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Salam bersabda: “Barang siapa yang memberikan ifthor (berbuka)
kepada orang yang berpuasa , maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang
berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR.
Turmudzi dan Nasa’i)
Persiapaan yang kempat adalah persiapan fikriyah. Untuk
mendapatkan Ramadhan dengan bonus full tanpa batas tentunya kita mesti
mengetahui syarat dan ketentuan yang berlaku, itu semua didapatkan dari
seberapa besar kita mengetahui wawasan ilmu tentang Ramadhan. Mu’adz bin Jabal
r.a berkata: “Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena
Allah adalah ibadah”. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar diatas,
”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak
amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”.
Demikianlah Allah Subahana wa Ta’ala terangkan melalaui
ayat-ayatnya sebagai petunjuk bagi hamba-Nya dan mengirimkan Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi wa Salam sebagai panutan untuk membimbing umatnya. Keduanya
sebagai penunjuk arah kita untuk selamat dunia-akhirat, jika kita
mempergunakannya. Dan pilihan ada di tangan kita, dengan segala keberkahan dan
keagungan Ramadhan, sudah sejauh mana persiapan kita untuk menyambutnya.
No comments:
Post a Comment